Minggu, 20 Februari 2011

Pacitan menuju Wisata “eco-cultural”

www.tulakan.com
pacitan menuju eco cultural 2011

pacitan menuju eco cultural 2011

Indonesia berencana untuk mempromosikan obyek wisata alam dan budaya dalam rangka mencapai target sebesar 7,6 juta wisatawan pada tahun 2011, dengan penekanan pada “eco-budaya” pemandangan dan kegiatan. Ini diharapkan dapat menarik pengunjung kaya yang menghabiskan lebih banyak dan memiliki kurang dari dampak terhadap lingkungan. Pada bulan Desember, Esthy Reko Astuty, direktur promosi di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, mengumumkan bahwa strategi Indonesia, eko-budaya untuk 2011 akan melihat isu-isu lingkungan seperti perubahan iklim ditampilkan dalam kegiatan promosi serta program yang diluncurkan untuk mendorong lebih banyak kunjungan ke museum .
Strategi ini mungkin ditujukan untuk menarik eko-terkait, petualangan dan wisatawan budaya, daripada wisatawan resor, sebagai bantuan mantan untuk menghasilkan margin keuntungan yang lebih tinggi, sementara kegiatan mereka memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah. Esthy mengatakan bahwa usaha wisata yang ramah lingkungan dan melibatkan budaya Indonesia akan menguntungkan, misalnya, operator tur menawarkan trekking, perjalanan hutan, dan kunjungan ke situs bersejarah. operator wisata setempat sering cenderung mengikuti strategi promosi nasional ketika mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan lembaga-lembaga asing.
Strategi 2011 adalah dirancang untuk membantu pergeseran sektor pariwisata Indonesia Facebook roda gigi karena mencapai tahap penting dalam evolusinya. Pariwisata volume telah mendorong tahun 2010, dan prospek pertumbuhan yang kuat. Tapi di pasar regional yang semakin kompetitif dan dengan bagian-bagian substansial negara masih di bawah yang dikunjungi, Indonesia tidak mau berpuas diri.
kedatangan wisatawan asing diperkirakan akan menunjukkan kenaikan 18,5 persen luar biasa untuk 7.560.000 untuk setahun penuh 2010, menurut laporan terbaru oleh Business Monitor International. Pemerintah juga meningkatkan perkiraan bagi para pendatang dari Eropa untuk tahun ini dari 700.000 menjadi 1 juta, setelah semester pertama mengesankan, dan dengan penerbangan antara Amsterdam dan Jakarta dengan flag carrier Garuda Indonesia dengan kembali pada bulan Juni. Semua maskapai penerbangan Indonesia dilarang dari bandara Uni Eropa pada tahun 2007 atas keprihatinan keselamatan, tetapi larangan tersebut sekarang telah diangkat. Garuda memilih untuk penerbangan kembali meluncurkan ke Amsterdam karena hubungan budaya dan sejarah yang kuat antara Indonesia dan Belanda. Sementara itu, jumlah wisatawan dari China padat penduduk dan semakin makmur dan India diperkirakan akan meningkat pada klip mantap di masa mendatang.
tetangga Indonesia juga membangun kapasitas wisata mereka dan konektivitas transportasi jarak jauh. Thailand telah lama menjadi tempat wisata panas di wilayah tersebut, menarik gerbong pantai dan pulau dan trekker. Malaysia, sementara itu, telah berhasil mempromosikan dirinya di bawah slogan yang menarik “Malaysia Truly Asia”. Vietnam dan Kamboja sangat banyak pada peta pariwisata regional dan Laos, negara yang tertutup dua dekade yang lalu dan masih diganggu oleh infrastruktur yang buruk, adalah tujuan muncul.
Hal ini dengan kedua meningkatnya permintaan global dan persaingan dalam pikiran, maka bahwa Indonesia upping upaya promosi dan mengembangkan tujuan yang kurang terkenal. Sedangkan Bali akan terus menarik pengunjung dari seluruh dunia, Esthy juga menarik perhatian untuk Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Barat, yang telah terpilih sebagai finalis untuk “Tujuh Keajaiban Baru Alam”, sebuah kompetisi multinasional untuk menemukan bumi tujuh keajaiban alam terbesar. Taman Nasional Komodo, yang paling terkenal karena “Komodo Dragons”, kadal terbesar di dunia, menarik 40.000 wisatawan tahun ini, menurut laporan pers internasional. Pesatnya bunga pengunjung yang diharapkan, tetapi, sejalan dengan strategi pariwisata ramah lingkungan di negara itu, pengembangan akan direncanakan dan diatur untuk mencegah kerusakan lingkungan.
Taman nasional adalah salah satu dari tujuh tempat di Indonesia tertulis di daftar Situs Warisan Dunia UNESCO, mengidentifikasi kepentingan global dan affording itu perlindungan khusus. Lain meliputi senyawa-kuil kedelapan dan abad kesembilan di Borobudur, sejumlah hutan hujan tropis di Sumatera dan pegunungan Taman Nasional Lorentz di Papua.
Pemerintah Indonesia sekarang mencari dimasukkannya Taman Nasional Gunung Batur di Bali dan Pacitan, di Jawa Timur, dalam menumbuhkan UNESCO Geoparks Network. jaringan berupaya untuk meningkatkan “nilai situs tersebut sementara pada saat yang sama menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan pembangunan ekonomi regional”, menurut organisasi. Gunung Batur merupakan gunung berapi aktif di timur laut Bali, dikelilingi oleh dua kaldera (cekungan yang dibentuk oleh tindakan vulkanik), sedangkan Pacitan terkenal dengan gua-gua pesisir dan bagian atas pegunungan Peaks Ribu. pengakuan UNESCO daerah kemungkinan untuk membantu baik konservasi dan pengembangan pariwisata, sambil meningkatkan pengakuan dunia.
Setelah tahun yang kuat di tahun 2010, Indonesia telah meletakkan sebuah strategi yang dapat mengambil industri pariwisata ke tingkat berikutnya.

Warga Mimpi Diberi Bayi

www.tulakan.com
Pacitan, Batang pisang bertandan lima di Dusun Gesingan, Desa Tulakan, Kecamatan Tulakan, Pacitan menyimpan misteri tersendiri. Seorang warga mengaku bermimpi mendapat bayi laki-laki sebelum muncul fenomena langka tersebut.
“Bayi itu seolah-olah memberikan suatu benda kepada saya,” ujar Hadi Suprapto (42), tokoh masyarakat setempat, Minggu (20/2/2011).
Di dalam mimpinya, lanjut Hadi, bayi tersebut juga mengajaknya bermain menyusuri jalan tempat pohon pisang tersebut berada. Saat itu pula, bayangan sang orok menghilang.
Anehnya, saat dirinya terbangun dan pagi harinya mendatangi tempat tersebut, dilihatnya ada batang pisang berbuah aneh.
Dari dalam batangnya menyembul bunga bercabang lima. Tiga cabang membentuk buah dan dua lainnya masih berupa bunga. Hal itu langsung dia ceritakan kepada warga sekitar.
“Mudah-mudahan ini semua bermakna kebaikan, seperti pesan gaib di dalam mimpi itu,” imbuhnya.
Kepada pemilik tanaman, Hadi berpesan agar merawatnya dengan baik. Apalagi, banyak warga yang tertarik melihatnya.
Hingga saat ini, masih banyak warga sekitar yang datang ke lokasi. Selain terbawa penasaran, sebagian meyakini khasiat tanaman langka itu mampu mengobati beragam penyakit. Pemilik pun memasang pagar pembatas dan penyangga dari bambu.
Seperti diberitakan, warga Pacitan, Sabtu (19/2/2011) dihebohkan kemunculan batang pisang berbuah lima tandan. Bukan itu saja, satu batang lain yang berada disampingnya bercabang dua.

Bersama Mengubah Dunia

www.tulakan.com
Sekitar tiga minggu yang lalu, temanku bertanya, “Kok blognya tidak ada tulisan baru?”. “Sedang frustrasi, heh”, begitu jawabku. Loh, bukankah putus asa itu tidak boleh? Ah, boleh saja. Yang tidak boleh itu putus makan, seperti kata Upin dan Ipin di Episode 14.
Frustrasiku disebabkan oleh diriku sendiri. Kugantung harapan terlalu tinggi. Bersama mengubah dunia, begitu judulnya. Aku bermimpi, Indonesia tempat tinggalku, tanah airku menjadi sebuah tempat nyaman. Aku berangan-angan rakyat Indonesia adalah rakyat yang ramah, bergotong-royong seperti apa yang dicetak pada buku Pendidikan Moral Pancasila dulu.
Aku masih ingat apa yang dilukiskan dalam buku. Budi, yang baru bisa membaca, tinggal di desa aman tentram. Ia dikelilingi oleh keluarga, tetangga dan teman-teman yang saling membantu. Gotong-royong ada dalam darah mereka. Mendahulukan kepentingan orang lain adalah insting alamiah mereka.
Dua puluh tahun kemudian aku baru sadar bahwa apa yang terlukis itu hanyalah sebuah propaganda belaka. Propaganda baik yang dikemas dalam bentuk Pancasila. Mengapa aku sebut baik? Karena ia memang diperuntukkan untuk mengubah sesuatu yang tidak baik. Ah, Anda jangan mencela bangsa sendiri lah. Mungkin Anda akan berkata demikian. Bukankah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terkenal ramah di dunia? Ya, tapi itu menurut bangsa luar. Bangsa kita memang akan selalu sopan, ramah, manggut-manggut jika berhadapan, bila berinteraksi dengan bangsa luar, alias wong londo. Perilakunya akan berubah seratus delapan puluh derajat (lebih sedikit) ketika menghadapi bangsa sendiri. Mau bukti?
Coba Anda baca di koran, mau yang terbit pagi kek, siang ataupun sore, isinya sama. Celaan semua. Kejahatan malah sudah biasa. Rakyat biasa ataupun para intelek yang duduk di kursi terhormat pun sama. Semua hanya memikirkan kepentingan pribadinya saja. Musim kampanye sibuk mempromosikan diri tetapi begitu sudah dilantik, hadir di pleno pun tidak.
Coba Anda rasakan juga di jalan raya. Setiap pengendara, aku yakin pasti mengecek kondisi accu-nya setiap hari. Untuk apa? Supaya pasti klaksonnya akan bersuara keras. Klakson adalah alat vital bagi pengemudi kendaraan bermotor di Indonesia. Setiap detik seolah begitu berharga. Siapapun, apapun yang menghalangi mereka di jalan pasti akan dirongrong dengan suara klakson, tanpa kecuali. Tak heran jika ada berita yang mengatakan bahwa jalan raya dapat memicu penyakit jantung.
Ah, sudahlah. Begitu banyak harapan, mimpi, gambaran ideal perilaku bangsa yang hampir mustahil. Frustasi jelas tak terhindarkan. Sebal itu sudah pasti. Tidak ada yang bisa dilakukan kecuali satu. Mengubah perilaku. Mulai dari diri sendiri dan keluarga. Orang lain? Peduli amat.

www.tulakan.com
Sekitar tiga minggu yang lalu, temanku bertanya, “Kok blognya tidak ada tulisan baru?”. “Sedang frustrasi, heh”, begitu jawabku. Loh, bukankah putus asa itu tidak boleh? Ah, boleh saja. Yang tidak boleh itu putus makan, seperti kata Upin dan Ipin di Episode 14.
Frustrasiku disebabkan oleh diriku sendiri. Kugantung harapan terlalu tinggi. Bersama mengubah dunia, begitu judulnya. Aku bermimpi, Indonesia tempat tinggalku, tanah airku menjadi sebuah tempat nyaman. Aku berangan-angan rakyat Indonesia adalah rakyat yang ramah, bergotong-royong seperti apa yang dicetak pada buku Pendidikan Moral Pancasila dulu.
Aku masih ingat apa yang dilukiskan dalam buku. Budi, yang baru bisa membaca, tinggal di desa aman tentram. Ia dikelilingi oleh keluarga, tetangga dan teman-teman yang saling membantu. Gotong-royong ada dalam darah mereka. Mendahulukan kepentingan orang lain adalah insting alamiah mereka.
Dua puluh tahun kemudian aku baru sadar bahwa apa yang terlukis itu hanyalah sebuah propaganda belaka. Propaganda baik yang dikemas dalam bentuk Pancasila. Mengapa aku sebut baik? Karena ia memang diperuntukkan untuk mengubah sesuatu yang tidak baik. Ah, Anda jangan mencela bangsa sendiri lah. Mungkin Anda akan berkata demikian. Bukankah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terkenal ramah di dunia? Ya, tapi itu menurut bangsa luar. Bangsa kita memang akan selalu sopan, ramah, manggut-manggut jika berhadapan, bila berinteraksi dengan bangsa luar, alias wong londo. Perilakunya akan berubah seratus delapan puluh derajat (lebih sedikit) ketika menghadapi bangsa sendiri. Mau bukti?
Coba Anda baca di koran, mau yang terbit pagi kek, siang ataupun sore, isinya sama. Celaan semua. Kejahatan malah sudah biasa. Rakyat biasa ataupun para intelek yang duduk di kursi terhormat pun sama. Semua hanya memikirkan kepentingan pribadinya saja. Musim kampanye sibuk mempromosikan diri tetapi begitu sudah dilantik, hadir di pleno pun tidak.
Coba Anda rasakan juga di jalan raya. Setiap pengendara, aku yakin pasti mengecek kondisi accu-nya setiap hari. Untuk apa? Supaya pasti klaksonnya akan bersuara keras. Klakson adalah alat vital bagi pengemudi kendaraan bermotor di Indonesia. Setiap detik seolah begitu berharga. Siapapun, apapun yang menghalangi mereka di jalan pasti akan dirongrong dengan suara klakson, tanpa kecuali. Tak heran jika ada berita yang mengatakan bahwa jalan raya dapat memicu penyakit jantung.
Ah, sudahlah. Begitu banyak harapan, mimpi, gambaran ideal perilaku bangsa yang hampir mustahil. Frustasi jelas tak terhindarkan. Sebal itu sudah pasti. Tidak ada yang bisa dilakukan kecuali satu. Mengubah perilaku. Mulai dari diri sendiri dan keluarga. Orang lain? Peduli amat.